Minggu, 01 Maret 2009

Istilah-istilah

Istilah-istilah

  1. Analogi

Memiliki arti penting dalam hubungannya dengan Allah. Analogi menggarisbawahi kemiripan antara pengada tercipta dan Allah. Analogi menolak adanya pemisahan antara dunia dan Allah; dengan demikian ada kemungkinan pengenalan tertentu tentang Allah. Analogi berlawanan dengan agnotisisme. Namun sejauh analogi menggarisbawahai perbedaan antara keduanya, analog menolak penjamaan panteisme antara Allah & dunia. Dalam aspek ini maka analogi menghalang manusia untuk mendapatkan pengenalan yang mamadai tentang Allah.


  1. Antropomorfisme

Merupakan kecenderungan untuk menafsirkan semua wujud dunia luar dalam istilah-istilah yang sesuai dengan kodrat manusia. Dalam bidang keagamaan kecenderungan tersebut terwujud dalam penyebutan Allah dengan memakai sifat- sifat badani etis yang khas manusia.


  1. Aseitas

Dari kata a seà dari dirinya sendiri.

Arti aseitas adalah kekhasan sesuatu yang memiliki alasan dan tujuan eksistensinya dalam dirinya sendiri. pada abad pertengahan penggunaan kata ini untuk menunjukkan pd salah satu sifat Allah(penyebab yang tak disebabkan). Schopenhaves menyebut dgn hakikat.


  1. Deisme

Istilah yang dipakai untuk mengakui seorang Allah pencipta yang mempribadi tapi menolak pengaruh Allah terhadap dunia. Karenanya deisme menolak kuasa pelestarian dan kerjasama Allah dng manusia. Deisme juga menyangkal mukjizat dan pewahyuan adikodrati. Menurut aliran ini yang ada hanyalah agama asli dan tidak ada agama wahyu. Di Inggris menelurkan pencerahan materialistis dan ateis.


  1. Deontologis

Dari kata Yunani ‘deis’ ‘yang seharusnya’; dalam arti moral. Dengan Deontologis mau dikatakan adanya nilai mutlak sehingga tidak dapat disangkal adanya tindakan yang harus dilakukan atau dihindari tanpa syarat. Nilai mutlak itu = Allah dan dalam nila yang mutlak tersebut, semua nilai moral ambil bagian di dalamnya.


  1. Docta ignorantia

Munculnya kesadaran berdasarkan penalaran, artinya terbukti oleh akal budi. Alasan mengapa kita tidak dapat mengenal sgl sesuatu berkaitan dgn yang tak terbatas, khususnya Allah adalah karena ada jarak antara yag terbatas dan yang tak terbatas.


  1. emanatisme

faham falsafati dan keagamaan yang menyatakan bahwa dunia muncul sebagai emanasi dari yang esa.

Paham ini merupakan paham khas filsafat timur(juga neoplatonisme). Platonisme mengajarkan bahwa yang esa sebagai yang tak terpahami, yang tak terperikan, dalam suatu aliran yang tak berawal dan berakhir menghasilkan tingkatan-tinkatan kenyataan yang berakar dalam materi. Paham in berbeda dgn paham penciptaan yang memandang Allah tetap terpisah dan berbeda dgn makhluk.


  1. fatum

dalam masyarakat kuno fatum adalah keniscayaan mutlak yang menetapkan jalan kejadian dr segala sesuatu sebelum hal tersebut terjadi (dalam sgl aspek bahkan dewa sekalipun).


  1. fideisme

suatu paham yang mengajarkan bahwa kebenaran metafisik, moral dan agama tidak dapat terjangkau oleh akal manusia dan hanya dapat dicapaioleh iman. Hal ini mengacu pada teori klasik yang mengatakan bahwa hal-hal yang mengatasi indra ditangkap oleh sejenis feeling.


  1. henotisme

mengakui banyak dewa, tetapi dalam doa dan kultur hanya mengakui satu dewa saja.


  1. okasionalisme

paham yang mengatakan bahwa satu-satunya sebab sejati sgl kejadian di dunia materi dan roh adalah Allah. Menurut paham ini ada keselarasan antara jiwa dan badan(tiap perubahan pada jiwa, membawa pengaruh terhadap badan yang sesuai dgn perubahan tersebut) dan sebab keselarasan tersebut adalah Allah.


  1. panenteisme

suatu paham yang tanpa mencampuradukkan dunia dng Allah, bukan mau memisakkannya dari yang ilahi. Dalam konsep ini Allah tidak disempitkan pada adanya dunia. Dunia adalah ungkapan empiris Allah yang berada dalam segala hal secara imanen dan transenden.


  1. panteisme

pan =semua; theos=Tuhan. Merupakan salah satu dari bentuk yang mungkin dari monisme. Menurut paham ini hanya ada satu kenyataan yaitu Allah. Sedangkan yang lain adalah cara berada dari Allah.


  1. sientisme

paham yang mengutamakan IP; dan memandang intelegensi manusia sebagai ukuran segala inteligibilitas. Dgn demikian roh manusia direduksi menjadi dimensi ilmiah. Hanya IP yang dapat memuaskan jawaban manusia. Paham ini juga mengobyekkan segala sesuatu. Sientisme juga mengandung pengingkaran segala metafisika sejauh metafisika tersebut menyatakan bahwa dalam kenyataan ditemukan data-data yang berbeda dari hubungan2 ilmiah.


  1. teleogisme

mendasarkan diri pada pertimbangan tentang keselarasan yang merajai alam semesta dan perlunya intelegensi tertinggi untuk menerangkan keselarasan tersebut.

  1. teosofi

mencoba mengembangkan kecenderungan yang menurut pengaruhnya merupakan kecenderungan2 kodrati tiap orang sampai pada visi tentang Allah lewat visi tersebut mendapat pengetahuan gaib tentang segala hal.

teosofi dibagi menjadi 2:

v Teosofi umum yang terdapat pada sejarah filsafat.

v Teosofi modern yang berinspirasi ada budhisme/ hinduisme.

Teosofi modern = panteisme, yang mengajarkan bahwa dunia terbentuk dari suatu rangkaian emanensi. Dalam bidang moral para filosofi mengikuti bentuk-bentuk modern buddhisme yang menekankan lebih-lebih kadih persaudaraan dan bentuk2 asketis yang aneh. Doa pribadi ditolak, keselamatan semata-mata 9keselamatan jiwa) tergantung pada orang yng bersangkutan.